Ini adalah catatan kecil yang saya renungkan pada pesta demokrasi Pemilu Tahun 2024. Pesta untuk kali ketiga bagi saya terlibat sebagai pemilih dan selalu konsisten menunaikan hak pilih.
Pada pesta demokrasi kali ini, saya teringat kembali dengan ungkapan Franz Magnis Suseno, “Pemilu bukan untuk memilih yang terbaik, tapi untuk mencegah yang terburuk berkuasa.”
Ungkapan itu akan membuat kita berpikir dan mempertimbangkan setiap pilihan. Berpikir dulu baru menentukan, memilih bukan karena sekedar fanatik dan buta Informasi.
Ungkapan itu juga mengajak kita untuk berdaulat, sebab mengajak untuk menakar, mengukur, memastikan setiap pilihan berlandaskan pikiran sadar sendiri.
Sekali lagi, pernyataan itu bukan untuk dipahami hanya dari dua sisi, baik dan buruk. Lebih dari itu, mengajak kita untuk berpikir dan memilih sosok yang kemungkinan terbaiknya lebih dominan.
Saya selalu mempercayai bahwa didalam setiap diri manusia senantiasa dihuni segala kemungkinan-kemungkinan. Posisi esensi manusia bukan pada kepastian, tapi di semoga.
Semoga saja di Pesta Demokrasi ini kita memilih secara berdaulat, dan siapapun yang terpilih duduk di kursi tertinggi pada Pemilu 2024 di Republik ini, ia selalu sadar, untuk menjadi yang terbaik dan mencegah kemungkinan lakon terburuknya.
Semoga saja…
Metro, 16 Januari 2024
#Sandallll